Mengapa “Obat Jerawat” Secara Medis dan Tradisional Gagal? - Jerawat merupakan salah satu penyakit yang sangat sulit disembuhkan, khususnya bagi orang-orang yang memiliki gen jerawat parah. Kemajuan dunia medis di jaman modern ini tampaknya tidak mampu berbuat terlalu banyak dalam mengobati jerawat. Banyak penderita yang telah berkali-kali mengunjungi dokter spesialis kulit dan ahli kecantikan, menggunakan berbagai macam obat baik minum maupun oles berupa masker, krim dan gel, serta melakukan perawatan wajah di klinik-klinik kecantikan yang modern dan terkenal, namun tidak ada perubahan berarti pada jerawatnya. Berbagai macam resep obat yang diberikan oleh dokter spesialis kulit tampaknya hanya bermanfaat untuk mempercepat proses pematangan dan pengeringan jerawat. Tapi tidak ada satu obat pun yang mampu mencegah munculnya kembali jerawat. Proses pengobatan yang demikian tentunya tidak berarti banyak, karena jika sebuah jerawat sembuh, akan muncul jerawat baru lainnya tanpa bisa dicegah. Sehingga wajah pasien tidak akan pernah bisa bersih dari jerawat.
Banyak pasien yang akhirnya merasa bosan dengan pengobatan medis modern karena merasa tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, kemudian beralih mencari metode-metode pengobatan alternatif. Mulai dari menggunakan berbagai macam masker dari bahan –bahan alami dan tumbuh-tumbuhan, misalnya masker kentang, jeruk nipis, tomat, daun sirih, putih telur, madu, belerang, dan lain sebagainya. Hingga meminum ramuan-ramuan yang dianggap mampu membersihkan darah kotor, mengurangi kadar minyak pada kulit dan anti bakteri, misalnya jamu sari temulawak, juice apel, juice anggur, dan lain sebagainya. Ada pula sebagian pasien yang meyakini bahwa jerawat diakibatkan dari mengkonsumsi makanan-makanan berlemak yang tidak sehat, melakukan diet ketat. Banyak diantaranya yang menjadi vegetarian murni, menghindari makan daging, susu, telur, kacang-kacangan dan coklat. Tapi sekali lagi hasil yang didapatkan juga tidak banyak berarti. Wajah mereka tetap dibumbuhi oleh jerawat, bagai langit malam yang berhiaskan triliunan bintang.
Pada orang yang memiliki gen jerawat parah, pada umumnya jerawat mereka akan mulai berkurang secara alami ketika mereka berusia sekitar 30 tahun. Namun bukan berarti jerawat ini akan sembuh total, melainkan hanya berkurang, faktanya di atas umur 40 tahun pun jerawat masih dapat muncul menghiasi kulit. Proses berkurangnya pertumbuhan jerawat ini diakibatkan karena semakin tua usia manusia, maka kelenjar minyaknya akan semakin berkurang keaktifannya, dimana kita ketahui bahwa kelenjar minyak merupakan lingkungan media tempat hidup dan berkembangnya bakteri penyebab jerawat.
Jadi apakah kita harus pasrah menunggu usia kita 30 tahun lebih untuk mendapatkan wajah yang lebih bersih? Jika saat ini anda baru berusia 17 tahun, maka perjalanan anda dalam meniti karier sebagai manusia berjerawat masih harus menunggu waktu selama13 tahun lagi sebelum berakhir. Tentunya tidak, karena masih ada cara lain untuk menyembuhkan, atau paling tidak mengurangi jerawat yang menghiasi wajah anda. Cara atau tekhnik rahasia yang telah terbukti ini akan anda pelajari di bab berikutnya.
Sekarang kita akan fokus membahas mengapa proses pengobatan secara medis maupun secara tradisional tampaknya tidak mampu untuk menyembuhkan jerawat parah yang kita alami? Jawabannya sangatlah sederhana. Proses pengobatan, baik secara medis maupun tradisional telah salah dalam memprioritaskan urutan penyebab jerawat. Seperti sudah anda pelajari dalam bab sebelumnya, bahwa secara medis telah ditemukan urutan sumber utama yang paling bertanggung jawab menyebabkan jerawat, dari yang memiliki peran primer hingga sekunder, adalah:
1. Gen / Keturunan
2. Stress / Tekanan Emosional dan Fisik
3. Hormon
4. Bakteri P. Acne
5. Kulit Yang Kotor
6. Alergi Makanan
Jika hendak mengobati suatu penyakit, kita harus terlebih dahulu mengetahui apakah faktor penyebab utama munculnya penyakit tersebut. Hanya setelah kita mengetahui apakah penyebab utama yang merupakan pemicu munculnya penyakit tersebut, maka kita dapat melakukan pengobatan yang tepat dan akurat. Jika kita berusaha mengobati penyakit bukan pada akar masalah utama yang menyebabkannya muncul, maka tentunya pengobatan akan sia-sia belaka. Ibaratnya kepala kita gatal, dan untuk menghilangkan gatal tersebut kita menggaruk-garuk pantat kita. Sebuah perbuatan yang sangat konyol.
Kekonyolan ini tampaknya dilakukan secara umum dan luas dalam pengobatan jerawat, baik di dunia medis maupun pengobatan tradisional. Jika kita perhatikan 3 urutan sumber utama (primer) yang paling bertanggung jawab dari timbulnya jerawat adalah; “Pertama Gen / Keturunan, Kedua Stress / tekanan emosional dan fisik, dan yang ketiga adalah Hormon.” Ketiga hal inilah yang harus menjadi objek utama dalam usaha pengobatan jerawat parah. Ketiga hal inilah yang harus kita “garuk” untuk mengobati jerawat parah.
Namun yang dilakukan oleh kalangan medis dan pengobatan alternatif adalah dengan “menggaruk” 3 penyebab pendukung (sekunder) timbulnya jerawat, yaitu;“Pertama Bacteri P. Acne, Kedua Kulit yang kotor, dan yang Ketiga alergi makanan.”
Berikut adalah berbagai pengobatan jerawat yang telah terbukti gagal dan tidak efektif, karena objek pengobatannya adalah penyebab sekunder, bukan penyebab utama:
1. Membunuh Bakteri P. Acne
Tindakan pengobatan ini adalah prosedur paling umum yang dilakukan oleh praktisi dunia medis dan pengobatan alternatif dalam penyembuhan jerawat parah. Logika di balik tindakan ini adalah, jika bakteri P. Acne yang hidup dan berkembang biak dalam kelenjar minyak di bawah lapisan kulit mati, maka proses peradangan kulit dapat diminimalisir.
Upaya untuk membunuh Bakteri P. Acne ini dapat dilakukan dari luar dengan menggunakan obat yang dioleskan pada kulit, maupun dari dalam dengan meminum obat antibiotik.
Secara medis obat oles yang digunakan biasanya mengandung zat Benzoil Peroxide, dan sabun pembersih wajah yang memiliki zat anti bakteri. Sementara obat minum berupa berbagai macam antibiotik keras.
Secara pengobatan alternatif tradisional, obat luar berupa tumbuh-tumbuhan yang memiliki zat asam yang tinggi, misalnya jeruk nipis, daun sirih, dan belerang, umumnya digunakan sebagai masker. Sedangkan obat minum yang digunakan umumnya adalah sari temulawak (dipercaya sebagai antibiotik dan pencuci hati), dan jus buah-buahan yang mengandung vitamin c, seperti apel, dan anggur (dipercaya dapat menormalkan kadar minyak yang berlebih dalam kulit).
Jika anda adalah seorang penderita jerawat parah, dan pernah mencoba semua tekhnik-tekhnik pengobatan yang berupaya untuk membunuh Bakteri P. Acne ini tentunya anda akan mendapati kenyataan bahwa tindakan pengobatan ini sangat kurang memuaskan hasilnya.
Efek pengobatan mungkin akan terasa selama beberapa hari atau beberapa minggu. Namun tidak selang beberapa waktu kemudian, tampaknya bakteri akan mengalami resistensi / kebal dengan pengobatan yang diberikan, efeknya, jerawat pun akan kembali muncul dengan suburnya.
Tekhnik pengobatan dengan cara membunuh bakteri ini seringkali mengalami kegagalan disebabkan oleh sebuah faktor krusial dan sangat mendasar, yaitu “Selama kondisi kulit seseorang memiliki suatu karakteristik yang cocok bagi tumbuh dan berkembangnya bakteri P. Acne….. maka usaha apapun yang digunakan untuk membunuh bakteri akan menjadi tindakan yang tidak efektif….. karena setelah dibunuh berkali-kali….. dengan mudahnya bakteri akan dapat berkembang biak lagi dengan cepat dalam lingkungan yang mendukung kehidupannya tersebut.”
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa kondisi kulit yang mendukung kehidupan bakteri P. Acne adalah kondisi kulit yang kelenjar minyaknya aktif, dan mengalami kekurangan oksigen.
Maka seharusnya upaya untuk penyembuhan harus ditujukan untuk mengurangi keaktifan kelenjar minyak kulit dan menambah kadar oksigen pada jaringan sel-sel kulit. Dengan berkurangnya keaktifan kelenjar minyak dan meningkatnya kadar oksigen, maka secara otomatis bakteri P. Acne akan mati dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun juga.
Tentunya tekhnik ini juga memiliki keunggulannya sendiri, yaitu memang secara nyata dapat membantu mempercepat proses pengeringan dan penyembuhan pada jerawat yang meradang. Hanya saja tekhnik ini tidak bisa mencegah munculnya jerawat baru.
2. Membersihkan Kulit Yang Kotor
Tekhnik pengobatan ini adalah tekhnik kedua yang paling umum digunakan oleh kalangan medis dan dunia pengobatan tradisional. Secara rasional banyak pihak yang meyakini bahwa penyebab utama jerawat adalah tersumbatnya pori-pori kulit oleh kotoran (debu, sisa make up, minyak yang dihasilkan kulit, dll). Diasumsikan bahwa dengan tersumbatnya pori-pori kulit, maka bakteri P. Acne akan terjebak di dalam kelenjar minyak, mengalami kekurangan oksigen dan akhirnya membuat kulit meradang dan berjerawat. Pada umumnya sabun-sabun khusus pembersih wajah memiliki kandungan anti bakteri di dalamnya. sehingga selain membersihkan, sabun ini juga berfungsi untuk membunuh bakteri
Cara pengobatan ini memang ada benarnya, karena jika kotoran terlalu banyak menumpuk di kulit, maka tentunya akan menimbulkan banyak efek negatif. Namun demikian bagi para penderita jerawat parah tentunya sudah memiliki pengetahuan, bahwa proses penyembuhan dan pencegahan munculnya jerawat tidaklah sesederhana hanya dengan menjaga kulit tetap bersih. Bahkan menurut hasil penelitian medis terbaru, mencuci wajah terlalu sering (di atas 3 kali sehari), dapat memperparah proses penyebaran peradangan jerawat pada lapisan kulit di sekitarnya.
Tekhnik ini jika dilakukan secara tepat memang dapat membantu proses penyembuhan dan pencegahan jerawat baru. Namun selama faktor pencetus utamanya belum dibereskan, yaitu kondisi kulit yang mendukung kehidupan bakteri P. Acne masih ada, maka jerawat pun pasti akan tetap muncul sebersih apapun anda menjaga kulit anda.
3. Diet Ketat / Diet Sehat
Tekhnik ini banyak diterapkan khususnya di bawah tahun 80-an, baik di kalangan medis maupun pengobatan tradisional. Bahkan telah terbentuk persepsi yang luas pada masyarakat umum bahwa sumber penyebab utama timbulnya jerawat adalah karena mengkonsumsi makanan-makanan yang berkadar lemak tinggi. Misalnya mengkonsumsi kacang-kacangan, susu, coklat, telur, gorengan, dan lain sebagainya. Minyak yang terdapat dalam makanan-makanan tersebut diyakini akan berubah menjadi minyak pada kulit, yang akan memperparah kondisi jerawat. Untuk mengatasinya penderita jerawat diharuskan untuk berpantang memakan semua makanan “berminyak” tersebut. Kalau perlu menjadi vegetarian murni yang hanya makan sayur dan buah-buahan saja.
Banyak orang yang telah menjadi vegetarian demi kesembuhan jerawatnya. Banyak juga yang tidak menjadi vegetarian, tapi pantang memakan segala jenis makanan yang dipercaya dapat menimbulkan jerawat. Jika anda pernah mencoba tekhnik ini, tentu anda telah mengetahui bahwa cara ini tidak terlalu efektif dalam mencegah maupun mengurangi tumbuhnya jerawat.
Kegagalan ini diakibatkan karena anggapan bahwa minyak pada makanan tertentu akan menambah jumlah dan kadar minyak di kulit ternyata hanyalah mitos belaka. Minyak pada makanan memang akan diserap oleh tubuh dan bisa menimbulkan penyakit seperti kegemukan serta kolestrol, dll. Namun minyak tersebut tidaklah serta merta berubah menjadi minyak pada kulit.
Jumlah minyak yang berlebih pada kulit merupakan faktor yang dicetuskan oleh gen seseorang. Jika anda memang memiliki gen kulit berminyak, biarpun setiap hari anda hanya makan makanan sehat yang direbus, kadar minyak di kulit anda akan tetap banyak. Sedangkan bagi orang yang memiliki gen kulit kering, biarpun setiap hari dia meminum minyak goreng dan minyak kambing, kulitnya akan tetap kering.
Anggapan bahwa makanan tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi berupa timbulnya jerawat pada kulit juga tidak sepenuhnya benar. Menurut penelitian medis terbaru, tidak ada hubungan yang signifikan antara mengkonsumsi makanan tertentu dengan timbulnya jerawat. Reaksi alergi yang ditimbulkan dari makanan biasanya berupa ruam dan gatal pada kulit. Misalnya jika seseorang alergi pada telur, maka begitu dia mengkonsumsi telur, maka kulitnya bisa mengalami gatal-gatal yang sangat luar biasa. Sebaliknya jika dia tidak mengkonsumsi telur, maka tidak akan terjadi apa-apa pada tubuhnya. Sementara para penderita jerawat, biarpun tidak mengkonsumsi makanan bersifat allergen, jerawat akan tetap muncul pada kulitnya.
Jika anda merasa sangat curiga bahwa anda menderita alergi, karena setiap mengkonsumsi makanan tertentu jerawat selalu muncul, anda dapat melakukan tes alergi di laboratorium. Tes tersebut dilakukan dengan sangat objektif, yaitu dengan menusuk kulit di tangan anda sehingga terbentuk beberapa gumpalan darah. Tiap gumpalan darah akan diberikan zat-zat tertentu. Jika sebuah gumpalan darah bereaksi dengan suatu zat, berarti tubuh anda memang alergi terhadap semua makanan yang mengandung zat tersebut.
Namun jika ternyata dari hasil tes tersebut ternyata tidak ada reaksi alergi apapun, maka penyebab alergi yang anda derita disebabkan dari pikiran (psikosomatik). Reaksi alergi dapat terjadi karena anda sangat meyakini bahwa suatu makanan tertentu akan menimbulkan reaksi alergi pada diri anda. Dengan keyakinan yang sangat kuat ini, maka setiap anda memakan makanan tersebut, akan muncul emosi ketakutan yang sangat kuat dalam diri anda.
Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul "Mengapa “Obat Jerawat” Secara Medis dan Tradisional Gagal?". Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa dishare ya.. :D Baca >>> Jual Obat Jerawat
Home » Archive for Agustus 2015
Teh Hijau Bisa Sembuhkan Parkinson
Tampaknya teh hijau makin menunjukkan banyak manfaat kesehatan. Yang sudah kita semua dengar adalah bahwa teh hijau dapat melindungi kita dari kanker dan penyakit jantung. Nah, tampaknya teh hijau juga dapat mencegah penyakit parkinson, menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan rutin the American Academy of Neurology.
Satu kelompok peneliti Houston meneliti polyphenol, suatu antioksidan kuat yang merupakan komponen utama teh hijau. Penelitian terhadap hewan terdahulu mengindikasikan kalau ekstrak teh hijau mungkin memiliki efek mencegah Parkinson. Namun, mekanisme yang mendasari perlindungan ini belumlah dimengerti oleh para ahli.
Penyakit Parkinson terjadi jika sel otak yang memproduksi sebuah senyawa, disebut dopamine, mati di daerah otak yang mengontrol gerakan. Karena level dopamin jatuh, gemetar dan gerakan kejang yang tak terkontrol terjadi. Penderita Parkinson juga memiliki gerakan sangat lambat dan beberapa menderita demensia.
Beberapa teori menyatakan kalau Parkinson disebabkan oleh bahan beracun yang membunuh sel otak dan menyebabkan level dopamine jatuh. Para peneliti ingin melihat apakah efek yang dimiliki polyphenol atau teh hijau terhadap sel otak tersebut.
Pada penelitian terhadap tikus, para peneliti menemukan kalau polyphenol menghambat MPP+ untuk memasuki sel-sel otak ini, sebuah bahan yang diketahui dapat membunuh sel otak dan menyebabkan parkinson pada tikus.
Polyphenol tampaknya terlibat dalam sistem penyaluran yang memungkinkan racun merusak masuk ke otak, kata peneliti Tianhong Pan, MD, PhD, dari Baylor College of Medicine di Houston dalam siaran pers. Efek polyphenol di otak belumlah dites pada manusia, tapi jika Anda ingin mencobanya dan memiliki masalah dengan rasa teh hijau, Anda dapat mencoba kapsul teh hijau yang tersedia di pasaran.
Satu kelompok peneliti Houston meneliti polyphenol, suatu antioksidan kuat yang merupakan komponen utama teh hijau. Penelitian terhadap hewan terdahulu mengindikasikan kalau ekstrak teh hijau mungkin memiliki efek mencegah Parkinson. Namun, mekanisme yang mendasari perlindungan ini belumlah dimengerti oleh para ahli.
Penyakit Parkinson terjadi jika sel otak yang memproduksi sebuah senyawa, disebut dopamine, mati di daerah otak yang mengontrol gerakan. Karena level dopamin jatuh, gemetar dan gerakan kejang yang tak terkontrol terjadi. Penderita Parkinson juga memiliki gerakan sangat lambat dan beberapa menderita demensia.
Beberapa teori menyatakan kalau Parkinson disebabkan oleh bahan beracun yang membunuh sel otak dan menyebabkan level dopamine jatuh. Para peneliti ingin melihat apakah efek yang dimiliki polyphenol atau teh hijau terhadap sel otak tersebut.
Pada penelitian terhadap tikus, para peneliti menemukan kalau polyphenol menghambat MPP+ untuk memasuki sel-sel otak ini, sebuah bahan yang diketahui dapat membunuh sel otak dan menyebabkan parkinson pada tikus.
Polyphenol tampaknya terlibat dalam sistem penyaluran yang memungkinkan racun merusak masuk ke otak, kata peneliti Tianhong Pan, MD, PhD, dari Baylor College of Medicine di Houston dalam siaran pers. Efek polyphenol di otak belumlah dites pada manusia, tapi jika Anda ingin mencobanya dan memiliki masalah dengan rasa teh hijau, Anda dapat mencoba kapsul teh hijau yang tersedia di pasaran.
Efek Sunat Terhadap Seks
Pada beberapa studi awal untuk mempelajari efek sunat terhadap fungsi seksual, dua penelitian terbaru memberikan hasil yang berlawanan dan memberikan bukti untuk mendukung kedua pihak yang berdebat mengenai prosedur ini. Dalam sebuah penelitian, para peneliti dari University of North Carolina yang dipimpin oleh Dr. Kenneth Fink menunjukkan bahwa pria dewasa yang melakukan sunat melaporkan penurunan baik pada fungsi ereksi dan sensitivitas penis setelah prosedur tersebut.
Sementara pada penelitian lain, berdasarkan hasil dari kelompok pasien yang lebih kecil, Dr. Sean Collins dari Louisiana State University dan timnya menemukan bahwa pria dewasa yang baru saja disunat melaporkan tidak adanya perbedaan pada fungsi seksual setelah prosedur tersebut.
Fink dan timnya juga mencatat, meskipun melaporkan penurunan dalam fungsi seksual mereka, 62% pria tersebut mengatakan kalau mereka puas dengan hasil prosedur ini. Dalam dua penelitiannya, kebanyakan pria menjalani prosedur ini untuk perawatan kondisi medisnya, seperti fimosis, suatu kondisi dimana kulit luar tidak dapat ditarik melewati kepala penis.
Akhir-akhir ini, sebuah perdebatan berlangsung mengenai prosedur ini, dengan satu pihak menekankan penurunan jumlah infeksi dan PMS diantara pria yang disunat dan di pihak lain menekankan rasa sakit serta stress yang ditimbulkan terhadap seorang bayi saat di sunat, selain komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh prosedur ini. Saat ini the American Academy of Pediatrics menganggap keuntungan medis potensial dari sunat pada pria tidaklah terlalu penting untuk sampai direkomendasikan agar semua anak laki-laki disunat.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fink dan timnya, para peneliti meneliti 123 pria yang telah disunat untuk membandingkan fungsi dan kenikmatan seksual yang mereka rasakan sebelum dan sesudah di sunat, sementara penelitian Collins dan rekan-rekannya berdasarkan survei terhadap 15 pria yang dilakukan sunat pada saat sebelum dan 12 minggu setelah prosedur.
Berkomentar terhadap penelitian Collins kepada Reuters Health, Fink menjelaskan kalau berbicara kepada pasien sebelum dan setelah prosedur merupakan cara yang lebih baik untuk mengukur perubahan, tapi kalau hanya terhadap 15 pasien merupakan jumlah yang terlalu kecil untuk mendeteksi apapun kecuali perbedaan ukuran.
Fink menambahkan bahwa kedua penelitian ini memiliki kelemahan yaitu mereka meneliti perubahan fungsi seksual pada orang dewasa setelah melakukan sunat dimana, pada banyak kasus, melakukan sunat untuk memperbaiki masalah medis mereka. Konsekuensinya, Fink menjelaskan bahwa laporan seorang pria akan kenikmatan dan fungsi seksualnya mungkin dipengaruhi oleh kondisi medis yang ditandai oleh sunat.
Dengan alasan ini, Fink mengatakan, seseorang dapat menduga para partisipan penelitian untuk melaporkan peningkatan dalam fungsi seks setelah disunat, yang bisa jadi disebabkan perbaikan kondisi medisnya. Namun, penurunan fungsi seksual, seperti yang dilaporkan dalam penelitian Fink, menunjukkan kalau mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi perubahan ini, katanya.
Sebagai penjelasan mengenai mengapa pria dalam penelitiannya melaporkan kepuasaan yang tinggi meskipun ada penurunan dalam fungsi seksualnya, Fink mengatakan kalau beberapa orang merasa senang akan penurunan sensitifitasnya, yang memungkinkan mereka untuk menunda orgasme dan lebih baik dalam memuaskan pasangannya. Fink mencatat kalau laporan pria akan kepuasaan seksualnya tergantung banyak faktor. “Ini berarti berbeda untuk tiap pria,” katanya, “Secara keseluruhan, tampaknya cukup berharga bagi mereka untuk menjalani sunat ini.”
Fink menekankan kalau penelitian mengenai sunat pada orang dewasa tidaklah dapat langsung diaplikasikan pada bayi yang baru lahir. Tapi mungkin dapat menjadi pertimbangan orang tua saat memutuskan untuk menyunat anaknya.
Sementara pada penelitian lain, berdasarkan hasil dari kelompok pasien yang lebih kecil, Dr. Sean Collins dari Louisiana State University dan timnya menemukan bahwa pria dewasa yang baru saja disunat melaporkan tidak adanya perbedaan pada fungsi seksual setelah prosedur tersebut.
Fink dan timnya juga mencatat, meskipun melaporkan penurunan dalam fungsi seksual mereka, 62% pria tersebut mengatakan kalau mereka puas dengan hasil prosedur ini. Dalam dua penelitiannya, kebanyakan pria menjalani prosedur ini untuk perawatan kondisi medisnya, seperti fimosis, suatu kondisi dimana kulit luar tidak dapat ditarik melewati kepala penis.
Akhir-akhir ini, sebuah perdebatan berlangsung mengenai prosedur ini, dengan satu pihak menekankan penurunan jumlah infeksi dan PMS diantara pria yang disunat dan di pihak lain menekankan rasa sakit serta stress yang ditimbulkan terhadap seorang bayi saat di sunat, selain komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh prosedur ini. Saat ini the American Academy of Pediatrics menganggap keuntungan medis potensial dari sunat pada pria tidaklah terlalu penting untuk sampai direkomendasikan agar semua anak laki-laki disunat.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fink dan timnya, para peneliti meneliti 123 pria yang telah disunat untuk membandingkan fungsi dan kenikmatan seksual yang mereka rasakan sebelum dan sesudah di sunat, sementara penelitian Collins dan rekan-rekannya berdasarkan survei terhadap 15 pria yang dilakukan sunat pada saat sebelum dan 12 minggu setelah prosedur.
Berkomentar terhadap penelitian Collins kepada Reuters Health, Fink menjelaskan kalau berbicara kepada pasien sebelum dan setelah prosedur merupakan cara yang lebih baik untuk mengukur perubahan, tapi kalau hanya terhadap 15 pasien merupakan jumlah yang terlalu kecil untuk mendeteksi apapun kecuali perbedaan ukuran.
Fink menambahkan bahwa kedua penelitian ini memiliki kelemahan yaitu mereka meneliti perubahan fungsi seksual pada orang dewasa setelah melakukan sunat dimana, pada banyak kasus, melakukan sunat untuk memperbaiki masalah medis mereka. Konsekuensinya, Fink menjelaskan bahwa laporan seorang pria akan kenikmatan dan fungsi seksualnya mungkin dipengaruhi oleh kondisi medis yang ditandai oleh sunat.
Dengan alasan ini, Fink mengatakan, seseorang dapat menduga para partisipan penelitian untuk melaporkan peningkatan dalam fungsi seks setelah disunat, yang bisa jadi disebabkan perbaikan kondisi medisnya. Namun, penurunan fungsi seksual, seperti yang dilaporkan dalam penelitian Fink, menunjukkan kalau mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi perubahan ini, katanya.
Sebagai penjelasan mengenai mengapa pria dalam penelitiannya melaporkan kepuasaan yang tinggi meskipun ada penurunan dalam fungsi seksualnya, Fink mengatakan kalau beberapa orang merasa senang akan penurunan sensitifitasnya, yang memungkinkan mereka untuk menunda orgasme dan lebih baik dalam memuaskan pasangannya. Fink mencatat kalau laporan pria akan kepuasaan seksualnya tergantung banyak faktor. “Ini berarti berbeda untuk tiap pria,” katanya, “Secara keseluruhan, tampaknya cukup berharga bagi mereka untuk menjalani sunat ini.”
Fink menekankan kalau penelitian mengenai sunat pada orang dewasa tidaklah dapat langsung diaplikasikan pada bayi yang baru lahir. Tapi mungkin dapat menjadi pertimbangan orang tua saat memutuskan untuk menyunat anaknya.
Suplemen Diet Efektif Membantu Turunkan Berat Badan
Obat Pelangsing Badan Herbal >>> "Membakar lemak Anda ketika sedang tidur." "Berkurang 10 Pound dalam 10 hari." Kita semua tahu bahwa iklan itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan,tetapi warga Amerika tetap menghabiskan miliaran dolar tiap tahun untuk pill yang tidak diatur dan racun-racun yang menjanjikan penurunan berat badan.
Selagi kita mungkin ingin percaya hal itu terlalu dibesar-besarkan,adakah bukti ilmiah untuk mendukungnya? Menurut penemuan dari suatu analisa yang baru saja diterbitkan, jawabannya adalah pil-pil itu tidak berkualitas.
Dua peneliti dari Universitas Inggris Exeter dan Plymouth meninjau studi yang mengevaluasi berkurangnya berat badan diantara orang yang mengkonsumsi lusinan suplemen ditemukan tidak pernah mempersiapkan kontrol berat badannya. Mereka menyimpulkan bahwa ada "sedikit bukti yang meyakinkan bahwa ada bahan spesifik dari suplemen diet yang bisa efektif mengurangi berat badan."
Asisten penulis Max H. Pittler, MD, tidak akan sejauh itu bilang bahwa orang hanya memboroskan uang mereka saat mereka membeli obat/suplemen diet yang tak diatur, tetapi ia menceritakan kepada WebMD 'tidak banyak bukti konkrit yang menunjukkan pada mereka bisa efektif."
Yang Efektif
Tentang 12 suplemen diet yang ditinjau, hanya 2--ephedra dan chromium picolinate--yang terbukti lebih efektif daripada placebo.
Menurut Pittler, tinjauan ulang yang paling kaku menunjukkan ephedra berguna terkait dengan penurunan berat badan untuk jangka pendek. Tetapi suplemen itu juga diketahui mempercepat denyut jantung dan menghambat pembuluh darah, karenanya jantung berdebar adalah hal yang umum diantara partisipan untuk studi ephedra.
Permulaan tahun ini, FDA mengeluarkan suatu aturan melarang penjualan suplemen diet yang mengandung ephedra karena ia mengakibatkan risiko sakit/luka yang tak masuk akal.
Aturan, yang mengandung ephedra harus dihilangkan dari produk tak diatur yang dijual di AS, akan efektif berlaku akhir bulan ini. Hal ini merupakan pertama kali FDA melarang suplemet diet.
Suplemen yang lain menunjukkan yang efektif untuk mengurangi berat badan adalah mineral logam chromium picolinate, yang dipuji bisa menambah aktivitas hormon insulin dan mengurangi lemak tubuh. Tetapi peneliti menyimpulkan bahwa efek penurunan berat badan dari suplemen itu.
Tinjauan ulang itu diterbitkan di topik April American Journal of Clinical Nutrition.
Suplemen lain yang ditemukan hanya mempunyai sedikit atau sama sekali tidak ada efeknya untuk penurunan berat badan mencakup:
· Chitosan-- Suatu bahan dari laut yang ditemukan di dalam rangka udang, ketam, dan shellfish lain. Suplemen itu digunakan dalam produk yang menjanjikan memelihara lemak diet agar tidak terserap tubuh. Tetapi peneliti menyimpulkan bahwa " bukti yang tersedia di dalam literatur menunjukkan bahwa ada keraguan yang pantas dipertimbangkan bahwa chitosan efektif untuk mengurangi berat badan."
· Garcinia cambogia-- Salah satu dari ramuan utama di dalam salah satu suplemen penurun berat badan yang paling laris, Hydroxycut. Peneliti menyimpulkan bahwa " bukti G. cambogia adalah tidak bisa dipaksa."
· Pyruvate-- yang dibentuk badan selama penguraian karbohidrat, dipuji sebagai pendorong metabolisme dan menghentikan selera makan, tetapi Pittler dan Ernst melaporkan bahwa " kasus pyruvate sebagai suatu bantuan mengubah susunan tubuh dan mengurangi berat badan adalah lemah."
Peringatan bagi pembeli
Bukti klinis tidak cukup untuk suplemen lain yang dijual untuk membantu menurunkan berat badan termasuk dari tumbuh-tumbuhan hijau seperti Yerba dan Yohimbe serta serat psyllium, tetapi peneliti menyimpulkan bahwa " tidak satupun dari suplemen diet yang ditinjau dapat direkomendasikan untuk penggunaan over-the-counter."
Spesialis penurunan berat badan Madelyn Fernstrom, Phd, mengatakan tidak terkejut bahwa bukti tidak mendukung iklan suplemen diet untuk cepat dan mudah menurunkan berat badan. Fernstrom adalah direktur pusat menajemen berat di pusat media Universitas Pittsburgh.
"Tidak ada pil ajaib," katanya kepada Webmd. " Jika Anda sedang mencoba mengurangi berat badan Anda dengan seorang agen farmasi, segera cari resep obat."
Dia menambahkan, penting untuk orang memahami bahwa suatu suplemen tidak selalu aman sebab itu tak diatur. Dia mengutip produk sekarang yang sedang dijual seperti " bebas ephedra," yang mungkin sama berbahaya seperti itu berisi ephedra.
"Telah ada suplemen di luar sana itu yang sama berbahayanya yang mengambil alih tempat ephedra dan disebut sebagai 'jeruk pahit'," katanya. "Masyarakat harus berhati-hati. Hanya karena hal itu adalah makanan suplemen, bukan berarti itu aman."
Baca >>> Obat Pelangsing Badan
Selagi kita mungkin ingin percaya hal itu terlalu dibesar-besarkan,adakah bukti ilmiah untuk mendukungnya? Menurut penemuan dari suatu analisa yang baru saja diterbitkan, jawabannya adalah pil-pil itu tidak berkualitas.
Dua peneliti dari Universitas Inggris Exeter dan Plymouth meninjau studi yang mengevaluasi berkurangnya berat badan diantara orang yang mengkonsumsi lusinan suplemen ditemukan tidak pernah mempersiapkan kontrol berat badannya. Mereka menyimpulkan bahwa ada "sedikit bukti yang meyakinkan bahwa ada bahan spesifik dari suplemen diet yang bisa efektif mengurangi berat badan."
Asisten penulis Max H. Pittler, MD, tidak akan sejauh itu bilang bahwa orang hanya memboroskan uang mereka saat mereka membeli obat/suplemen diet yang tak diatur, tetapi ia menceritakan kepada WebMD 'tidak banyak bukti konkrit yang menunjukkan pada mereka bisa efektif."
Yang Efektif
Tentang 12 suplemen diet yang ditinjau, hanya 2--ephedra dan chromium picolinate--yang terbukti lebih efektif daripada placebo.
Menurut Pittler, tinjauan ulang yang paling kaku menunjukkan ephedra berguna terkait dengan penurunan berat badan untuk jangka pendek. Tetapi suplemen itu juga diketahui mempercepat denyut jantung dan menghambat pembuluh darah, karenanya jantung berdebar adalah hal yang umum diantara partisipan untuk studi ephedra.
Permulaan tahun ini, FDA mengeluarkan suatu aturan melarang penjualan suplemen diet yang mengandung ephedra karena ia mengakibatkan risiko sakit/luka yang tak masuk akal.
Aturan, yang mengandung ephedra harus dihilangkan dari produk tak diatur yang dijual di AS, akan efektif berlaku akhir bulan ini. Hal ini merupakan pertama kali FDA melarang suplemet diet.
Suplemen yang lain menunjukkan yang efektif untuk mengurangi berat badan adalah mineral logam chromium picolinate, yang dipuji bisa menambah aktivitas hormon insulin dan mengurangi lemak tubuh. Tetapi peneliti menyimpulkan bahwa efek penurunan berat badan dari suplemen itu.
Tinjauan ulang itu diterbitkan di topik April American Journal of Clinical Nutrition.
Suplemen lain yang ditemukan hanya mempunyai sedikit atau sama sekali tidak ada efeknya untuk penurunan berat badan mencakup:
· Chitosan-- Suatu bahan dari laut yang ditemukan di dalam rangka udang, ketam, dan shellfish lain. Suplemen itu digunakan dalam produk yang menjanjikan memelihara lemak diet agar tidak terserap tubuh. Tetapi peneliti menyimpulkan bahwa " bukti yang tersedia di dalam literatur menunjukkan bahwa ada keraguan yang pantas dipertimbangkan bahwa chitosan efektif untuk mengurangi berat badan."
· Garcinia cambogia-- Salah satu dari ramuan utama di dalam salah satu suplemen penurun berat badan yang paling laris, Hydroxycut. Peneliti menyimpulkan bahwa " bukti G. cambogia adalah tidak bisa dipaksa."
· Pyruvate-- yang dibentuk badan selama penguraian karbohidrat, dipuji sebagai pendorong metabolisme dan menghentikan selera makan, tetapi Pittler dan Ernst melaporkan bahwa " kasus pyruvate sebagai suatu bantuan mengubah susunan tubuh dan mengurangi berat badan adalah lemah."
Peringatan bagi pembeli
Bukti klinis tidak cukup untuk suplemen lain yang dijual untuk membantu menurunkan berat badan termasuk dari tumbuh-tumbuhan hijau seperti Yerba dan Yohimbe serta serat psyllium, tetapi peneliti menyimpulkan bahwa " tidak satupun dari suplemen diet yang ditinjau dapat direkomendasikan untuk penggunaan over-the-counter."
Spesialis penurunan berat badan Madelyn Fernstrom, Phd, mengatakan tidak terkejut bahwa bukti tidak mendukung iklan suplemen diet untuk cepat dan mudah menurunkan berat badan. Fernstrom adalah direktur pusat menajemen berat di pusat media Universitas Pittsburgh.
"Tidak ada pil ajaib," katanya kepada Webmd. " Jika Anda sedang mencoba mengurangi berat badan Anda dengan seorang agen farmasi, segera cari resep obat."
Dia menambahkan, penting untuk orang memahami bahwa suatu suplemen tidak selalu aman sebab itu tak diatur. Dia mengutip produk sekarang yang sedang dijual seperti " bebas ephedra," yang mungkin sama berbahaya seperti itu berisi ephedra.
"Telah ada suplemen di luar sana itu yang sama berbahayanya yang mengambil alih tempat ephedra dan disebut sebagai 'jeruk pahit'," katanya. "Masyarakat harus berhati-hati. Hanya karena hal itu adalah makanan suplemen, bukan berarti itu aman."
Baca >>> Obat Pelangsing Badan
Langganan:
Postingan (Atom)