Mengapa “Obat Jerawat” Secara Medis dan Tradisional Gagal? - Jerawat merupakan salah satu penyakit yang sangat sulit disembuhkan, khususnya bagi orang-orang yang memiliki gen jerawat parah. Kemajuan dunia medis di jaman modern ini tampaknya tidak mampu berbuat terlalu banyak dalam mengobati jerawat. Banyak penderita yang telah berkali-kali mengunjungi dokter spesialis kulit dan ahli kecantikan, menggunakan berbagai macam obat baik minum maupun oles berupa masker, krim dan gel, serta melakukan perawatan wajah di klinik-klinik kecantikan yang modern dan terkenal, namun tidak ada perubahan berarti pada jerawatnya. Berbagai macam resep obat yang diberikan oleh dokter spesialis kulit tampaknya hanya bermanfaat untuk mempercepat proses pematangan dan pengeringan jerawat. Tapi tidak ada satu obat pun yang mampu mencegah munculnya kembali jerawat. Proses pengobatan yang demikian tentunya tidak berarti banyak, karena jika sebuah jerawat sembuh, akan muncul jerawat baru lainnya tanpa bisa dicegah. Sehingga wajah pasien tidak akan pernah bisa bersih dari jerawat.
Banyak pasien yang akhirnya merasa bosan dengan pengobatan medis modern karena merasa tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, kemudian beralih mencari metode-metode pengobatan alternatif. Mulai dari menggunakan berbagai macam masker dari bahan –bahan alami dan tumbuh-tumbuhan, misalnya masker kentang, jeruk nipis, tomat, daun sirih, putih telur, madu, belerang, dan lain sebagainya. Hingga meminum ramuan-ramuan yang dianggap mampu membersihkan darah kotor, mengurangi kadar minyak pada kulit dan anti bakteri, misalnya jamu sari temulawak, juice apel, juice anggur, dan lain sebagainya. Ada pula sebagian pasien yang meyakini bahwa jerawat diakibatkan dari mengkonsumsi makanan-makanan berlemak yang tidak sehat, melakukan diet ketat. Banyak diantaranya yang menjadi vegetarian murni, menghindari makan daging, susu, telur, kacang-kacangan dan coklat. Tapi sekali lagi hasil yang didapatkan juga tidak banyak berarti. Wajah mereka tetap dibumbuhi oleh jerawat, bagai langit malam yang berhiaskan triliunan bintang.
Pada orang yang memiliki gen jerawat parah, pada umumnya jerawat mereka akan mulai berkurang secara alami ketika mereka berusia sekitar 30 tahun. Namun bukan berarti jerawat ini akan sembuh total, melainkan hanya berkurang, faktanya di atas umur 40 tahun pun jerawat masih dapat muncul menghiasi kulit. Proses berkurangnya pertumbuhan jerawat ini diakibatkan karena semakin tua usia manusia, maka kelenjar minyaknya akan semakin berkurang keaktifannya, dimana kita ketahui bahwa kelenjar minyak merupakan lingkungan media tempat hidup dan berkembangnya bakteri penyebab jerawat.
Jadi apakah kita harus pasrah menunggu usia kita 30 tahun lebih untuk mendapatkan wajah yang lebih bersih? Jika saat ini anda baru berusia 17 tahun, maka perjalanan anda dalam meniti karier sebagai manusia berjerawat masih harus menunggu waktu selama13 tahun lagi sebelum berakhir. Tentunya tidak, karena masih ada cara lain untuk menyembuhkan, atau paling tidak mengurangi jerawat yang menghiasi wajah anda. Cara atau tekhnik rahasia yang telah terbukti ini akan anda pelajari di bab berikutnya.
Sekarang kita akan fokus membahas mengapa proses pengobatan secara medis maupun secara tradisional tampaknya tidak mampu untuk menyembuhkan jerawat parah yang kita alami? Jawabannya sangatlah sederhana. Proses pengobatan, baik secara medis maupun tradisional telah salah dalam memprioritaskan urutan penyebab jerawat. Seperti sudah anda pelajari dalam bab sebelumnya, bahwa secara medis telah ditemukan urutan sumber utama yang paling bertanggung jawab menyebabkan jerawat, dari yang memiliki peran primer hingga sekunder, adalah:
1. Gen / Keturunan
2. Stress / Tekanan Emosional dan Fisik
3. Hormon
4. Bakteri P. Acne
5. Kulit Yang Kotor
6. Alergi Makanan
Jika hendak mengobati suatu penyakit, kita harus terlebih dahulu mengetahui apakah faktor penyebab utama munculnya penyakit tersebut. Hanya setelah kita mengetahui apakah penyebab utama yang merupakan pemicu munculnya penyakit tersebut, maka kita dapat melakukan pengobatan yang tepat dan akurat. Jika kita berusaha mengobati penyakit bukan pada akar masalah utama yang menyebabkannya muncul, maka tentunya pengobatan akan sia-sia belaka. Ibaratnya kepala kita gatal, dan untuk menghilangkan gatal tersebut kita menggaruk-garuk pantat kita. Sebuah perbuatan yang sangat konyol.
Kekonyolan ini tampaknya dilakukan secara umum dan luas dalam pengobatan jerawat, baik di dunia medis maupun pengobatan tradisional. Jika kita perhatikan 3 urutan sumber utama (primer) yang paling bertanggung jawab dari timbulnya jerawat adalah; “Pertama Gen / Keturunan, Kedua Stress / tekanan emosional dan fisik, dan yang ketiga adalah Hormon.” Ketiga hal inilah yang harus menjadi objek utama dalam usaha pengobatan jerawat parah. Ketiga hal inilah yang harus kita “garuk” untuk mengobati jerawat parah.
Namun yang dilakukan oleh kalangan medis dan pengobatan alternatif adalah dengan “menggaruk” 3 penyebab pendukung (sekunder) timbulnya jerawat, yaitu;“Pertama Bacteri P. Acne, Kedua Kulit yang kotor, dan yang Ketiga alergi makanan.”
Berikut adalah berbagai pengobatan jerawat yang telah terbukti gagal dan tidak efektif, karena objek pengobatannya adalah penyebab sekunder, bukan penyebab utama:
1. Membunuh Bakteri P. Acne
Tindakan pengobatan ini adalah prosedur paling umum yang dilakukan oleh praktisi dunia medis dan pengobatan alternatif dalam penyembuhan jerawat parah. Logika di balik tindakan ini adalah, jika bakteri P. Acne yang hidup dan berkembang biak dalam kelenjar minyak di bawah lapisan kulit mati, maka proses peradangan kulit dapat diminimalisir.
Upaya untuk membunuh Bakteri P. Acne ini dapat dilakukan dari luar dengan menggunakan obat yang dioleskan pada kulit, maupun dari dalam dengan meminum obat antibiotik.
Secara medis obat oles yang digunakan biasanya mengandung zat Benzoil Peroxide, dan sabun pembersih wajah yang memiliki zat anti bakteri. Sementara obat minum berupa berbagai macam antibiotik keras.
Secara pengobatan alternatif tradisional, obat luar berupa tumbuh-tumbuhan yang memiliki zat asam yang tinggi, misalnya jeruk nipis, daun sirih, dan belerang, umumnya digunakan sebagai masker. Sedangkan obat minum yang digunakan umumnya adalah sari temulawak (dipercaya sebagai antibiotik dan pencuci hati), dan jus buah-buahan yang mengandung vitamin c, seperti apel, dan anggur (dipercaya dapat menormalkan kadar minyak yang berlebih dalam kulit).
Jika anda adalah seorang penderita jerawat parah, dan pernah mencoba semua tekhnik-tekhnik pengobatan yang berupaya untuk membunuh Bakteri P. Acne ini tentunya anda akan mendapati kenyataan bahwa tindakan pengobatan ini sangat kurang memuaskan hasilnya.
Efek pengobatan mungkin akan terasa selama beberapa hari atau beberapa minggu. Namun tidak selang beberapa waktu kemudian, tampaknya bakteri akan mengalami resistensi / kebal dengan pengobatan yang diberikan, efeknya, jerawat pun akan kembali muncul dengan suburnya.
Tekhnik pengobatan dengan cara membunuh bakteri ini seringkali mengalami kegagalan disebabkan oleh sebuah faktor krusial dan sangat mendasar, yaitu “Selama kondisi kulit seseorang memiliki suatu karakteristik yang cocok bagi tumbuh dan berkembangnya bakteri P. Acne….. maka usaha apapun yang digunakan untuk membunuh bakteri akan menjadi tindakan yang tidak efektif….. karena setelah dibunuh berkali-kali….. dengan mudahnya bakteri akan dapat berkembang biak lagi dengan cepat dalam lingkungan yang mendukung kehidupannya tersebut.”
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa kondisi kulit yang mendukung kehidupan bakteri P. Acne adalah kondisi kulit yang kelenjar minyaknya aktif, dan mengalami kekurangan oksigen.
Maka seharusnya upaya untuk penyembuhan harus ditujukan untuk mengurangi keaktifan kelenjar minyak kulit dan menambah kadar oksigen pada jaringan sel-sel kulit. Dengan berkurangnya keaktifan kelenjar minyak dan meningkatnya kadar oksigen, maka secara otomatis bakteri P. Acne akan mati dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun juga.
Tentunya tekhnik ini juga memiliki keunggulannya sendiri, yaitu memang secara nyata dapat membantu mempercepat proses pengeringan dan penyembuhan pada jerawat yang meradang. Hanya saja tekhnik ini tidak bisa mencegah munculnya jerawat baru.
2. Membersihkan Kulit Yang Kotor
Tekhnik pengobatan ini adalah tekhnik kedua yang paling umum digunakan oleh kalangan medis dan dunia pengobatan tradisional. Secara rasional banyak pihak yang meyakini bahwa penyebab utama jerawat adalah tersumbatnya pori-pori kulit oleh kotoran (debu, sisa make up, minyak yang dihasilkan kulit, dll). Diasumsikan bahwa dengan tersumbatnya pori-pori kulit, maka bakteri P. Acne akan terjebak di dalam kelenjar minyak, mengalami kekurangan oksigen dan akhirnya membuat kulit meradang dan berjerawat. Pada umumnya sabun-sabun khusus pembersih wajah memiliki kandungan anti bakteri di dalamnya. sehingga selain membersihkan, sabun ini juga berfungsi untuk membunuh bakteri
Cara pengobatan ini memang ada benarnya, karena jika kotoran terlalu banyak menumpuk di kulit, maka tentunya akan menimbulkan banyak efek negatif. Namun demikian bagi para penderita jerawat parah tentunya sudah memiliki pengetahuan, bahwa proses penyembuhan dan pencegahan munculnya jerawat tidaklah sesederhana hanya dengan menjaga kulit tetap bersih. Bahkan menurut hasil penelitian medis terbaru, mencuci wajah terlalu sering (di atas 3 kali sehari), dapat memperparah proses penyebaran peradangan jerawat pada lapisan kulit di sekitarnya.
Tekhnik ini jika dilakukan secara tepat memang dapat membantu proses penyembuhan dan pencegahan jerawat baru. Namun selama faktor pencetus utamanya belum dibereskan, yaitu kondisi kulit yang mendukung kehidupan bakteri P. Acne masih ada, maka jerawat pun pasti akan tetap muncul sebersih apapun anda menjaga kulit anda.
3. Diet Ketat / Diet Sehat
Tekhnik ini banyak diterapkan khususnya di bawah tahun 80-an, baik di kalangan medis maupun pengobatan tradisional. Bahkan telah terbentuk persepsi yang luas pada masyarakat umum bahwa sumber penyebab utama timbulnya jerawat adalah karena mengkonsumsi makanan-makanan yang berkadar lemak tinggi. Misalnya mengkonsumsi kacang-kacangan, susu, coklat, telur, gorengan, dan lain sebagainya. Minyak yang terdapat dalam makanan-makanan tersebut diyakini akan berubah menjadi minyak pada kulit, yang akan memperparah kondisi jerawat. Untuk mengatasinya penderita jerawat diharuskan untuk berpantang memakan semua makanan “berminyak” tersebut. Kalau perlu menjadi vegetarian murni yang hanya makan sayur dan buah-buahan saja.
Banyak orang yang telah menjadi vegetarian demi kesembuhan jerawatnya. Banyak juga yang tidak menjadi vegetarian, tapi pantang memakan segala jenis makanan yang dipercaya dapat menimbulkan jerawat. Jika anda pernah mencoba tekhnik ini, tentu anda telah mengetahui bahwa cara ini tidak terlalu efektif dalam mencegah maupun mengurangi tumbuhnya jerawat.
Kegagalan ini diakibatkan karena anggapan bahwa minyak pada makanan tertentu akan menambah jumlah dan kadar minyak di kulit ternyata hanyalah mitos belaka. Minyak pada makanan memang akan diserap oleh tubuh dan bisa menimbulkan penyakit seperti kegemukan serta kolestrol, dll. Namun minyak tersebut tidaklah serta merta berubah menjadi minyak pada kulit.
Jumlah minyak yang berlebih pada kulit merupakan faktor yang dicetuskan oleh gen seseorang. Jika anda memang memiliki gen kulit berminyak, biarpun setiap hari anda hanya makan makanan sehat yang direbus, kadar minyak di kulit anda akan tetap banyak. Sedangkan bagi orang yang memiliki gen kulit kering, biarpun setiap hari dia meminum minyak goreng dan minyak kambing, kulitnya akan tetap kering.
Anggapan bahwa makanan tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi berupa timbulnya jerawat pada kulit juga tidak sepenuhnya benar. Menurut penelitian medis terbaru, tidak ada hubungan yang signifikan antara mengkonsumsi makanan tertentu dengan timbulnya jerawat. Reaksi alergi yang ditimbulkan dari makanan biasanya berupa ruam dan gatal pada kulit. Misalnya jika seseorang alergi pada telur, maka begitu dia mengkonsumsi telur, maka kulitnya bisa mengalami gatal-gatal yang sangat luar biasa. Sebaliknya jika dia tidak mengkonsumsi telur, maka tidak akan terjadi apa-apa pada tubuhnya. Sementara para penderita jerawat, biarpun tidak mengkonsumsi makanan bersifat allergen, jerawat akan tetap muncul pada kulitnya.
Jika anda merasa sangat curiga bahwa anda menderita alergi, karena setiap mengkonsumsi makanan tertentu jerawat selalu muncul, anda dapat melakukan tes alergi di laboratorium. Tes tersebut dilakukan dengan sangat objektif, yaitu dengan menusuk kulit di tangan anda sehingga terbentuk beberapa gumpalan darah. Tiap gumpalan darah akan diberikan zat-zat tertentu. Jika sebuah gumpalan darah bereaksi dengan suatu zat, berarti tubuh anda memang alergi terhadap semua makanan yang mengandung zat tersebut.
Namun jika ternyata dari hasil tes tersebut ternyata tidak ada reaksi alergi apapun, maka penyebab alergi yang anda derita disebabkan dari pikiran (psikosomatik). Reaksi alergi dapat terjadi karena anda sangat meyakini bahwa suatu makanan tertentu akan menimbulkan reaksi alergi pada diri anda. Dengan keyakinan yang sangat kuat ini, maka setiap anda memakan makanan tersebut, akan muncul emosi ketakutan yang sangat kuat dalam diri anda.
Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul "Mengapa “Obat Jerawat” Secara Medis dan Tradisional Gagal?". Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa dishare ya.. :D Baca >>> Jual Obat Jerawat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Mengapa Obat Jerawat Secara Medis dan Tradisional Gagal?"
Posting Komentar